Kehilangan Keperawananku Saat SMP

Kehilangan Keperawananku Saat SMP

Gairah DewasaIni adalah cerita nyata pengalamanku beberapa tahun yang lalu. Pengalaman sex pertama yang tak kuduga yang terjadi ketika aq masih duduk di bangku sekolah SMP.

Sex pertamaku itu kualami bersama teman ayahku yang bernama Om Ajied. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan om Ajied, om Ajied sudah di anggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Ajied orangnya ganteng dan usianya ketika itu sekitar 27 thn. Selain ganteng om Ajied memiliki tubuh tinggi tegap, dengan bentuk dada yang bidang.

Awal mula kejadian ini ketika liburan semester, waktu itu ayah dan ibuku harus pergi ke jombang karena ada sodara yang menikah. Karena kami dan om Ajied sudah cukup dekat, maka aq minta kepada ayah dan ibuku untuk menginap saja di rumah om Ajied yang tidak jauh dari rumahku selama empat hari itu.

Om Ajied sudah beristri, tapi belum punya anak. Istri om Aji seorang karyawan di perusahaan swasta, sedangkan om Ajied belum punya pekerjaan tetap. Om Ajied adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda ria, setelah istri om Ajied pergi ke kantor.
Om Ajied sendiri karena katanya belum ada orderan untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain permainan seperti monopoli, atau main kartu, karena om Ajied orangnya sangat pandai bergaul dengan siapa saja.

Pada suatu siang, setelah kami makan siang, tiba-tiba om Ajied berkata kepadaku

“Ma.. kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Salma, om periksa beneran, mumpung gratis”
Memang kata ayah dulu om Ajied Pernah kuliah di kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.

“Ayuukk..” sambutku polos tanpa curiga.

Kemudian om Ajied mengajakku ke kamarnya, lalu om Ajied mengambil sesuatu dari dalam lemarinya, rupanya om Ajied mengambi stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya waktu kuliah di kedokteran dulu.

“Nah sekarang kamu buka baju deh, terus tiduran di tempat tidur.”
Mulanya aq agak ragu-ragu. Tapi melihat wajahnya yang bersungguh-sungguh akhirnya aq menurutinya.

“Iya om” kataku, lalu kubuka bajuku, dan mulai hendak berbaring.
Namun om Ajied bilang,

“Lho.. BH nya sekalian dilepas dong.., bia om gampang periksanya
Aq yang waktu masih polus, dengan lugunya aq melepas BH ku, sehingga kini terlihat toketku yang masih mengkel.

“Wah.., kamu bener-bener canti Ma..” kata om Ajied.

Kulihat mata om Ajied tak berkedip melihat toketku, dan aq hanya tertunduk malu.
Setelah aq tidur terlentang di tempat tidur, dengan hanya mengenakan rok mini saja, om Ajied mulai memeriksaku. Ditempelkannya stetoskop itu didadaku, terasa dingin, lalu om Ajied menyuruhku bernafas beberapa kali, setelah itu om Ajied melepas stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tengan om Ajied menyentuh lenganku, lalu mengelus-elus dengan halus.

“Wahh.. kulit kamu bener-bener halus ya, Ma.. kamu pasti rajin perawatan” katanya. Aq diam aja, aq hanya merasakan sentuhan dan elusan halus om Ajied.

Kemudian elusan itu itu bergeser ke pundakku. Setelah itu tangan om Ajied bergeser ke bawah mengelus perutku. Aq hanya diam aja merasakan perutku di elus-elusnya, sentuhan om Ajied bener-bener terasa halus, dan lama kelamaan terus terang aq mulai jadi agak terangsang oleh sentuhan tangan om Ajied, sampai bulu-bulu tanganku merinding di buatnya.

Lalu om Ajied menaikkan elusanya ke pangkal bawah toketku yang masih mengkel itu, mengelus memutarinya, lalu mengelus toketku. Ihh.., baru pertama ini aq merasakan yang seperti itu, rasanya lembut, halus, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tak lama kemudian, om Ajied menghentikan elusannya. Dan aq kira… yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian om Ajied bergerak ke arah kakiku.

“Nah.. sekarang om Ajied mau periksa bagian bawah ya…” katanya.

Setelah dielus-elus seperti tadi yang terus terang membuat aq agak terangsang, aq hanya bisa menangguk pelan saja. Saat itu aq masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba om Ajied melorotkan CD ku. Tentu saja aq sangat terkejut.

“Lho.., om kok CD Salma dilepas..?” kataku dengan gugup.

“Khan mau diperiksa.., pokoknya Salma tenang aja… dijamin aman” katanya dengan lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum om Ajied penuh maksud tersembunyi.
Tapi waktu itu aq sudah tak bisa berbuat apa-apa.

Stelah CD ku dilepas oleh om Ajied, om Ajied duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkdedip melihat memekku yang mungil, dengan bulu-bulu lembut dan tipis.

Lalu keduaku diangkat dinaikkan ke pahanya, sehinnga pahaku meumpang di atas paha om Ajied. Lalu om Ajied mulai mengelus betisku, lembut dan halus sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan meraba bagian paha atasku, lalu ke paha bagian dalam. Hiii…, aq jadi merinding berat rasanya

“Ooommhh..” suaraku lirih.

“Tenang Salma sayang.., pokonya nanti kamu akan merasa nikmat..” katanya sambil tersenyum.
Om Ajied mengelus halus selangkanganku, perasaanku makin tak karuan rasanya.

Lalu, dengan jari telunjuknya, om Ajied menggesekkan ke bibir memekku dari bawah ke atas.
“Aaghhh..Oommm..” jeritku lirih.

“Ssstt..hmm.. enak.. kan…?” katanya.

Mana mampu aq menjawab, malahan om Ajied mulai meneruskan gesekkan jarinya berulang-ulang.
Tentu aja ini membuatku bertambah tak karuan, aq menggeliat-geliat kesana kemari.

“Ssshhhh… oohhh.. Oomm.. ohhhh..” erangku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku melayang entah kemana. Memekku rasanya sudah basah sekali karena aq memang bener-bener sudah sangat terangsang.

Setelah om Ajied merasa puas memainkan memekku dengan jari-jarinya, om Ajied menghentikan sejenak permainan itu, tapi kemudian wajah om Ajied di dekatkan ke wajahku, aq yang belum sama sekali, dengan pikiran antara sadar dan tak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenrnya sedang terjadi.

Wajah om Ajied semakin dekat dengan wajahku, kemudian bibir om Ajied mendekati bibirku, lalu om Ajied menciumku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun om Ajied bukan hanya mencium, om Ajied lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, hiii.., saranya semakin geli.., apalagi ketika lidah om Ajied memancing lidahku, sehingga aq tak tau kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah om Ajied saling membelit, tentu saja aq tambah semakin nikmat kegelian.

Tak lama kemudian om Ajied mengangkat wajahnya dan memundurkan tubuhnya, Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aq toh sudah pasrah. Dan eh.., gilak.., tiba-tiba tubuh om Ajied dimundurkan ke bawah dan om Ajied tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis mengangkang, kepala om Ajied tepat di atas memekku dan om Ajied dengan jepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala om Ajied.

Aq benar-benar terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangan om Ajied memegang pahaku denga kencang, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi om Ajied mulai menjilati bibir memekku.
“Auwhh..Ooommmm..!” jeritku, walaupun lidah om Ajied terasa lembut, namun jilatan om Ajied terasa menyengat memekku dan menjalar ke sekujur tubuhku, namun om Ajied yang sudah pengalaman itu, justri menjilati habis-habissan bibir memekku, lalu lidah om Ajied masuk ke dalam memekku, dan menari-nari di dalam memekku.

Lidah om Ajied menjilat-jilat seleuruh dinding memekku. Tentu aja aq makin menajdi-jadi, tubuhku mengelinjang-gelinjang dan terhentak-hentak. sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepala om Ajied dari memekku, Akan tetapi usahaku itu sia-sia aja, om Ajied terus melakukan aksinya dengan liar. Aq hanya bisa merintih menjerit tak karuan.

“Ogghhhh.. oommm… jangann.. teerruusskannn oomm..,.. ituu.. aaa..aaku..nggaakk.. maauuu… geliii.. sudahh…. oohhh!!!”

Aku menggleinjang-gelinjang tak karuan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli, bercampur dengan kenikmatan yang luar biasa sangat mendominasi seleuruh sekjuru tubuhku. Om Ajied dengan kencang memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aq menggeliat kesana kemari, namun om Ajied tetap mendapatkan yang om Ajied inginkan.

Jilatan lidah om Ajied bener-bener membuatku bagaikan orang lupa daratan, memekku sudah bener-bener becek dibuatnya, hal ini membuat om Ajied menjadi semakin liar, om Ajied bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menydot menghispa memekku dengan kuat, membuatku jadi semakin kelojotan.

Kemudian om Ajied menghentikan sejenak jilatannya. Dengan jarinya om Ajied membelah bibir memekku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aq saat itu tidak tau apa maksud om Ajied, rupanya om Ajied mengicar klitorisku. Lalu dijilatinya klitorisku.

“Eemmhhh..” tentu aja aq menjerit kencang sekali, aq merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aq merasakannya, aq sampai mengangkat pantatku. Om Ajied malah menekan phakau ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil di sedot-sedotnya.

“Aauwh… Oomm.. oohhhh… oohhh!” jeritanku semakin liar. Tiba-tiba aq merasa sesuatu yang terama sangat, yang ingin keluar dari dalam memekku, rasanya seperti mau pipis, dan aq tak kuat menahannya, namun om Ajied yang sepertinya sudah tau, malahan menyedot klitorisku dengan kencangnya.

“Ooommmmm…., aaaaahh!” tubuhku terasa tersengat listrik bertegangan tinggi, sekujur tubuhku mengejang, tak sadar kujepit dengan kuat kepala om Ajied dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar kuat bersamaan dengan keluarnya lendir kenikmatanku, dan tampaknya om Ajied tidak menyia-nyiakan dihispanya memekku, dihisapnya seleruh lendir kenikmatanku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lunglai. Aq tergolek lemas.

Om Ajied kemudian bangkit dan mulai melucuti pakaianya. Aq, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan tubuhku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan om Ajied. Mula-mula om Ajied melepas bajunya yang dilemparkan ke lantai, kemudian dengan cepat dia melepas celananya, sehingga kini sekarang dia hanya mengenakan celana dalam aja.

Aq agak ngeri melihat tubuh om Ajied yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tidak sengaja melihat ke bawah, aq sangat kaget melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh celana dalamnya, mencuat ke depan. Om Ajied mulai melorotkan celana dalamnya ke bawah perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.

Pada waktu om Ajied membungkuk untuk melepas celana dalamnya dari kedua kakinya, aq belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu om Ajied kembali berdiri tegak, jantungku langsung berdgup kencang dan mukaku menjadi pucat kerena terkejut melihat benda yang berada di antara paha atas om Ajied. Benda tersebut besar dan panjang dengan bagian ujungnya membesar bulat berbentuk topi baja tentara.

Benda tersebut berdiri tegak menantang kearahku, yang panjangnya sekitar 19cm dengan lingkaran 6cm, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna kehitam-hitamman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut penis laki-laki, tampak menyeramkan. Aq menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan om Ajied terhadapku dengan penis itu.

Melihat ekspresi wajahku itu, om Ajied hanya tersenyum-senyu aja dan tangan kirinya memegang batang penisnya, sedangkan tangan kanannya mengelus bagian kepala penisnya yang keliatan makin mengkilap saja. Om Ajied kemudian melangkah mendekat ke arahku yang masih tidur terlentang lemas di atas ranjang.

Kemudian om Ajied menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di pinggir ranjang. Kedua kakiku dikangkangkannya, sehingga kedua pahaku terbuka lebar. Aq tak bisa berbuat apa-apa, karena tubuhku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan om Ajied.

Kemudian om Ajied mendekat dan berdiri di tengah-tengah kedua pahaku yang sudah terbuka lebar. Dengan berlutu di lantai di tengah-tengah pahaku, penisnya tepat berhadapan dengan memekku yang sudah terkangkang itu. Tangan kiri om Ajied memegang pinggulku dan tangan kananya memegang batang penisnya.

Kemudian om Ajied menempelkan kepala penisnya pada bibir memekku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala penisnya yang besar itu mulai di gesek-gesekkannya sepanjang bibir memekku, sambil ditekannya pelan-pelan.

Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke sekujur tubuh, tubuhku terasa panas dan memekku terasa mulai mengembung, aq agak menggelinjang-gelinjang kegelian atas perbuatan om Ajied itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat om Ajied makin terangsang. Dengan mesra om Ajied memelukku, lalu mencium bibirku.

“Gimana Ma.., enak kan..? bisik om Ajied ditelingaku, namun aq sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aq hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aq sudah tak berdaya diperlakukan begini oleh om Ajied dan tak pernah kusangka, karena sehari-hari om Ajied sangat sopan dan ramah.

Selanjutnya om Ajied merangkulkan tanganya ke pundakku dan yang satunya memegang batang penisnya sambil digesek-gesekkan ke bibir memekku, hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan penis besar itu menyentuh bibir memekku, aq merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan om Ajied, di samping pula ada perasaan bingug yang melanda pikiranku.

Batang penis om Ajied yang besar itu sudah keras sekali dan kakiku makin direnggangkan oleh om Ajied sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku bener-bener setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala penis om Ajied mulai ditekan masuk ke dalam lubang memekku dan dengan sisa tenaga yang ada aq mencoba mendorong tubuh om Ajied untuk menahan masuknya batang penis itu, tapi om Ajied berkata tidak akan dimasukkan semua cuma di tempelkan saja. Aq membiarkan penisnya itu ditempelkan di bibir memekku.

Tapi tak lama kemudian dengan perlahan penisnya itu ditekan-tekan ke dalam lubang memekku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir memekku. Memekku menjadi sangat becek, dengan sekali dorongan kepala penis om Ajied ini masuk kedalam lubang memekku, gerakan ini membuatku kaget karena tak menyangka om Ajied akan memasukkan penianya ke dalam memekku seperti apa yang dikatakan olehnya.

Tusukkan penis omAjied ini membuat memekku terasa mengembang dan sedikit perih, seluruh kepala kemaluan om Ajied sudah berada di dalam lubang memekku dan selanjutnya om Ajied mulai menggerakan kepala kemaluannya keluar masuk dan selang sesaat aq mulai menjadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai menjalar ke sekujur tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat memekku serasa penuh, tanpa sadar dari mulutku keluar suara,

“Emmhhhh… sshhhh.. oohh.. ohh.. oommm… nikmaattt… ommm.. nikmaattt!”
Aq mulai terlena oleh kenikmatan dan pada saat itu, tiba-tiba om Ajied menusuk batang kemaluannya dengan cepat dan kuat, sehingga batang kemaluannya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput darahku dan aq pun menjerit kencang karena terasa sakit pada bagian dalam memekku oleh batang kemaluan om Ajied yang terasa membelah memekku

“Aauuwwwhhhh… sakit banget oommmm… sudahh ommm sudahhhh… jangannnn.. diterussiinn” aq meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong tubuh om Ajied, tapi sia-sia saja. Om Ajied mencium bibirku dan tangannya yan lain mengelus-elus toketku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku.

Tangan yang lain menahan kuat bahuku sehingga aq tak dapat berkutik. Tubuhku cuma bisa mengeliat dan pantatku kucoba menarik keatas tempat tidur untuk menghindari tekanan batang kemaluan om Ajied ke dalam lubang memekku, tapi karena tangan om Ajied menahan pundakku, maka aq tak bisa menghindari msauknya batang kemaluan om Ajied lebih dalam ke lubang memekku.
Rasa sakit masih terasa olehku dan om Ajied membiarkan batang kemaluannya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat memekku terbiasa dengan batang kemaluannya yang besar panjang itu.

“Om Ajied.., kenapa dimasukkin semua, kan.., janjinya cuma digesek-gesek aja?” kataku melas, tapi om Ajied diam hanya senyum-senyum saja.

Aq merasakan batang penis om Ajied itu, terasa besar dan mengganjal saranya memenuhi selurung lubang memekku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya batang kemaluan om Ajied tersebut. Saat aq sudah mulai tenang, om Ajied kemudian mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur batang kemaluannya mengocok memekku.

Tubuhku terhentak-hentak dan mengglepar-glepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar,”Ssshhh… mmhhhh… aghh.. aaghhh” dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda kesekujur tubuhku, bayangan hitam mentupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar dimataku. Sensasi itu sudah tak dapat dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, sekujur tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak.

Toketku terasa mengeras dan outingku mengang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku menglepar-glepar di atas ranjang. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari jariku menggenggam erat sprei ranjang, tubuhku mengejang, meronta dibawah tekanan tubuh om Ajied ketika aq mengalami orgasme yang sangat dahsyat.

Aq merasakan kenikmatan berdesir dari memekku, menghantarkan rasa nikmat ke sekujur tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemas di atas ranjang.

Melihat kondisiku om Ajied makin terangsang, sehingga dengan buasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang kemaluan om Ajied terbenam di lubang memekku. Aq hanya bisa menggelinjang lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa klitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang kemaluan om Ajied yang besar dan panjang itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampi 60 menit lamanya om Ajied mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pula aq beberapa kali maraih orgasme dan setiap terjadi, selama satu menit aq merasakan memekku berdenyut-denyut dan mencengkram kuat batang kemaluan om Ajied, sampai akhirnya pada suatu saat om Ajied berbisik dengan sedikit tertahan”

“Aaghh.. Salma.. Salmaa.. aakkuuu.. mauu.. keluaarrrr!! Aagghhh… Oghhhh…Ouuugghhhh!”.
Tiba-tiba om Ajied bangkit dan menarik keluar batang kemaluannya dar lubang memekku. Sedetik kemudian,

“Croott.. crott.. crott” pejuhnya menyembur di atas perutku. Tanganya dengan gerakan cepat mengocok-ngocok batang kemaluannya seolah ingin mengeluarkan semua pejuhnya tanpa sisa.

“Ooohhhhh…” om Ajied mendesis panjang dan kemudian menarik nafas dengan lega.

Dibersihkannya pejuh yang berceceran diperutku. Setelah itu kami berdua tergeletak lemah sambil mengatur nafas kami yang masih terengah-engah sewaktu mancapai puncak kenikmatan tadi. Dipandangi wajahku yang masih penuh dengan peluh untuk kemudia disekanya. Dikecupnya bibirku dan tersenyum.

“Makasih Salma sayang..” bisik mesra om Ajied. Dan akhirnya aq yang sudah benar-benar lemas terlelap di pelukan om Ajied.

Setelah kejadian itu, pada mulanya aq benar-benar terasa gamang, perasaan-perasaan aneh menyelimuti diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aq bangun dari tidurku om Ajied berupaya menenangkan dengan halus.

Namun entah mengapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aq jadi kepengen lagi, memang kalau diingat-ingat sebenranya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aq mampir ke eumah om Ajied, tentu saja aq malu untuk mengatakannya, aq hanya pura-pura ngobrol sana sini, sampai akhirnya om Ajied menawarkan lagu untuk berhubungan intim, barulah aq menjawabnya dengan mengangguk malu.

Begitulah akhir cerita seks nyataku ini, cerita pengalaman pertama kali aq merasakan kenikmatan surga dunia.
Kehilangan Keperawananku Saat SMP Kehilangan Keperawananku Saat SMP Reviewed by adelia salim on September 08, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.